Nah, mari kita ngomongin Pringsewu. Kabupaten kecil di Lampung ini punya nama yang dari segi arti bikin kepala jadi penuh bayangan. 

“Pringsewu” dari bahasa Jawa, pring artinya bambu, sewu artinya seribu. Seribu bambu! Bayangin, waktu pertama kali gwaa denger nama itu, gwaa langsung mikir, “Wah, pasti kayak negeri penuh bambu, ya? Rumah-rumah dikelilingi pohon bambu yang rapat, ala-ala Jepang atau Tiongkok.”

Dulu, waktu gwaa remaja, Paman gwaa pernah ngajak main ke Lampung. Itu jadi kali pertama kaki gwaa menginjak tanah Bumi Ruwa Jurai.

Jalan-jalan ke rumah teman paman di Pringsewu, gwaa membayangkan bakal nemu hamparan bambu di mana-mana.

Dan bener aja, waktu mobil kami ngelewatin gapura Pringsewu yang dihias ornamen bambu, gwaa langsung merasa valid ini no debat.

“Oke, ini Pringsewu, pasti tiap rumah penuh bambu!” pikir gwaa. Maklum, waktu itu gwaa bocah Sumsel yang belum pernah ke Lampung, jadi ya pikiran liar itu wajar, dong. Yakan.

Tapi realita nggak selalu seindah ekspektasi, cuy. Begitu akhirnya gwaa beneran kuliah dan tinggal di Lampung, apa yang gwaa temukan?

Rumah-rumah di Pringsewu ternyata biasa-biasa aja, bambunya nggak sebanyak yang gwaa bayangin dulu. Tugu Bambu, gapura bambu, iya, tapi selebihnya? Hmmm... ternyata nggak semasif itu. gwaa bahkan sempat mikir, “Ini nama Pringsewu kayak cuma nama nostalgia aja kali, ya?”

Nah, sampai akhirnya datanglah sosok Samsudin, Pj Gubernur Lampung, yang punya visi bikin Pringsewu beneran jadi negeri seribu bambu, bukan hanya sekadar nama.

Setidaknya, ia berkeinginan bukan cuma gapura aja yang bernuansa bambu, tapi seluruh masyarakat diminta ikut gerakan menanam bambu di tiap pekarangan.

Anak-anak muda Pringsewu pun digandeng buat eksplor kreativitas pakai bambu. Iya, bambu! Keren kan, udah kayak di film-film kungfu seandainya sudah terealisasi nanti.

Pj Bupati Pringsewu, Marindo Kurniawan, pun nggak kalah semangat. Ia mengajak para kepala sekolah SD dan SMP buat nanam bambu di halaman sekolah.

Pringsewu masa depan pun mulai terbentuk di pikiran gwaa: deretan bambu hijau menghiasi sekolah-sekolah, halaman rumah, dan sudut-sudut kota.

Bayangin aja, jalan-jalan di Pringsewu kayak jalan di hutan bambu versi mini. Rasa-rasanya bakal adem dan beda dari kabupaten lainnya.

Belum cukup sampai situ, belum lama ini Pringsewu juga telah ditetapkan menjadi kota anggur. Pak Gubernur pengen bambu dan anggur dipadu-padankan.

"Wahhh imajinasi bocah gwaa kayaknya bakal menjadi kenyataan," pikir gwaa. Bayangin bambu yang menjulang ditempelin tanaman anggur yang merambat. Jalan di Pringsewu bakal jadi hijau, adem, dan asri.

Pohon bambu yang berfungsi jadi tiang, dengan buah anggur yang bergelantungan di sana-sini. Bukan cuma negeri seribu bambu, tapi juga negeri anggur-bambu!

Seandainya semua rencana ini berhasil, Pringsewu bakal berubah total, dari kabupaten yang dulu cuma ada dalam imajinasi remaja gwaa yang begitu spektakuler, jadi kenyataan yang indah.

Sekarang gwaa cuma bisa nunggu sambil ngopi, berharap mimpi masa bocah gwaa soal Pringsewu yang penuh bambu ini bener-bener terwujud. (Luki)