Oke, Sob, mari kita bahas Mbak Jihan Nurlela, Wakil Gubernur Lampung terpilih yang bisa jadi bintang baru di panggung politik. Setelah semua hype tentang RMD, rasanya Jihan ini juga harus kita sorot. Kenapa? Karena dia punya potensi luar biasa untuk jadi mesin pemberdayaan perempuan di Lampung!
Gwaa berharap Mbak Jihan ini bukan sekadar pendamping RMD yang nunggu giliran. Dia bukan kayak penumpang di angkot yang cuma duduk manis sambil nunggu tujuan. Dia adalah sosok yang bisa bikin gebrakan, terutama dalam memberdayakan perempuan.
Dengan latar belakangnya sebagai dokter dan santri, Jihan punya perspektif yang bikin dia bisa ngelihat masalah dari sudut yang berbeda. Bayangkan, dia bisa jadi jembatan antara pembangunan dan kebutuhan perempuan di Lampung.
Mbak Jihan ini bukan cuma dokter yang paham soal kesehatan, tapi juga santri yang ngerti betul tentang nilai-nilai kehidupan. Jadi, dia bisa menggabungkan ilmu kedokteran dengan kearifan lokal.
Misalnya, dia bisa bikin program kesehatan yang ngasih edukasi ke ibu-ibu tentang pentingnya kesehatan reproduksi sambil ngasih tahu cara bikin jamu tradisional. Siapa tahu, ibu-ibu di desa bisa jadi dokter herbal yang hits di Instagram!
Nah, bayangkan juga, Jihan bisa bikin program yang ngasih akses ke ibu-ibu rumah tangga untuk belajar keterampilan dan memulai usaha.
Kayak, pelatihan bikin kerajinan tangan atau kuliner lokal yang bisa dijual online. Ini bukan sekadar pemberdayaan, tapi juga kesempatan emas buat perempuan untuk mandiri secara ekonomi. Siapa tahu, ibu-ibu di desa bisa jadi pengusaha sukses yang bikin produk mereka terkenal di seluruh Indonesia! Mungkin kita bisa lihat “Ibu Siti” jadi brand ambassador keripik singkong yang laris manis.
Dan jangan lupakan Nunik, mbaknya Jihan yang bisa jadi partner strategis dalam semua ini. Nunik Alias Chusnunia Chalim, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Lampung, adalah sosok yang berpengalaman dan punya banyak ide brilian. Dengan Nunik di sampingnya, Jihan bisa merancang program-program yang lebih “ngena” dan tepat sasaran.
Mereka berdua bisa jadi duo maut yang bikin Lampung bergetar! Kayak Batman dan Robin, tapi versi perempuan yang lebih stylish dan paham cara bikin kue.
Mbak Jihan juga bisa fokus pada kesehatan dan pendidikan perempuan. Gimana kalau dia bikin puskesmas keliling yang dikelola oleh tenaga kesehatan perempuan? Ini bakal bikin perempuan di daerah terpencil lebih mudah akses layanan kesehatan. Plus, Jihan bisa dorong program pendidikan yang mengajarkan keterampilan praktis di pesantren.
Santri perempuan bukan cuma belajar agama, tapi juga cara bikin aplikasi atau bertani modern. Bayangkan, santri jadi tech-savvy dan mandiri! Siapa tahu, nanti ada santri yang bikin aplikasi “Cinta Tanah Air” yang bisa jadi viral!
Dan yang paling penting, Jihan bisa mendorong perempuan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan di tingkat desa. Dengan pelatihan kepemimpinan, perempuan bisa lebih berdaya dan berkontribusi dalam pembangunan komunitas mereka. Ini bukan hanya soal “pemberdayaan,” tapi soal memberi kesempatan yang setara untuk semua orang, terutama perempuan, untuk berkembang.
Jadi, Mbak Jihan, jangan ragu untuk mengguncang Lampung! Setidaknya itu uneg-uneg yang ada di kepala Gwaa.
Tapi, gwaa paham, perubahan itu nggak instan. Mbak Jihan harus siap menghadapi tantangan, mulai dari birokrasi yang kadang bikin pusing kepala, sampai stigma yang masih melekat di masyarakat tentang peran perempuan. Jangan sampai niat baik mereka terhalang oleh hal-hal sepele. (Luki)
0 Komentar